|
|
Senin, 26 Agustus 2013
DAFTAR MARGA PENDUDUK MAKALEHI
Jumat, 09 Agustus 2013
TERATAI DANAU MAKALEHI (Puisi Iverdixon Tinungki)
Bila hamparan teratai ini begitu indah
mungkinkah surga berwarna jingga
memantulkan gema gelombang danau
ke rimbun dedaunan kapuk sebentar lagi lapuk
Bunga bunga dan daun akan susut
seperti hidup punya waktu lisut
yang terhampar abadi bagai surga
adalah warna kenangan melampaui usia
Sejak dulu orang pulau menitipkan penat keringat disini
sesekali membasuh pedih hingga akar teratai menjadi gemuk
oleh kisah saman dipenuhi sayatan, luka lalu, kini dan masa depan
mungkin sudah sedemikian dalam tergenang
hingga teratai menawarkan pemandangan makam
Dalam sejarahnya danau ini mungkin kumpulan air mata turun dari puncak Sanggelawo dan delapan puncak
mitos laga Onding menyergap bajak laut
burung kemba piawai mengintai ikan
tak lupa meniti cabang cabang sejarah
bersurai bagai lelaki rentah
Aku mendengar sayup dengus nafas berkecamuk
orang orang ini, terbata bata berjalan mengelilingi danau
sambil melihat teratai tumbuh bagai selendang
terjurai di kaki abad yang selalu mengenakan jubah hitam
Pepohonan yang tegak pun kedinginan
menyaksikan air danau sebegitu tua menyimpan tangisan.
Kamis, 08 Agustus 2013
MAKALEHI ( Puisi Iverdixon Tinungki)
Samudera selalu mengkoreografikan
teduh dan amuknya dalam sejarah yang pecah
menjadi sembilan kaldera memagari danau mati di dada pulau jauh dan sendiri
aku berkayuh diatas air danau mati pulau ini
kutemukan detak nadi Makalehi
seperti seekor bangau putih bernyanyi buat kekasih
diatas hamparan bunga teratai berwarna jingga wangi
wangi siapa mendupa danau tak pernah bertemu laut ini ?
kalau bukan wangi kekasih lesap tergenang air matanya sendiri
karena antara rindu dan mimpi selalu ada tepi tak bisa diraih
lalu aku berangkat ke Tenggohang, Dumpis,
Sanggilehe, Sawang Meraki, Sanggelawo
Kuhita, Sawanto, Batuwenahe
disembilan bukit itu kubaca jejak perjalanan capung
ia menenun danau dalam sayapnya berwarna maron
kemudian disesapnya nektar sajak mercusuar
menjadi serat serat sinar buat laut
yang terus menganyam pijar gelombang
orang orang datang menemukan Makalehi
dalam perahu penuh ikan demersal palagis
dikail dipukat dalam kisah abad
terus bergerak dalam arus pasifik deras asin
di pesisir gadis gadis memandang matahari jatuh di air
Makalehi tersenyum
dimata mereka melukis mata angin
sedang menyusun sayap sayap angsa lebih putih dari awan
andai kekasih itu datang pada suatu pagi
danau kini tertawan bisa menemukan jalan ke laut lebih dalam
Minggu, 04 Agustus 2013
Asal Usul Nama Pulau Makalehi
Ketika itu Pulau Makalehi belum punya nama dan tidak berpenghuni, disebuah lokasi ditepi pantai yg menghadap ke barat (sekarang disebut SOA), tumbuh sebatang pohon kenari ( lehi ) yang sangat besar dan tinggi. Nelayan dari Siau sering melaut mencari ikan ke pulau ini dan para nelayan Siau ini sering bristirahat dibawah pohon kenari ini. tidak jarang jg banyak yg berusaha menebang pohon tersebut, namun anehnya pohon ini tdk bisa tumbang, setiap kali ditebang, luka bekas kapak pd pohon itu hilang tak membekas atau kembali seperti semula, namun nelayan Siau tdk putus asa. mereka tetap berusaha untuk "makahaka lehi" (menumbangkan pohon kenari). sehingga setiap orang yg pergi ke pulau itu dengan tujuan menumbangkan pohon kenari tersebut selalu berkata "boete kite sesae makalehi (makahaka lehi)". akhirnya suatu saat pohon itupun tumbang dan orang2 yg berhasil menumbngkan pohon kenari itu disebut Sire ko MAKALEHI (mereka yg berhasil menumbangkan pohon kenari). demikianlah sampai saat ini pulau disebelh barat Siau ini disebut MAKALEHI. Dengan nama Sasahara MAWELOGANG.
(isi kenari yg tidak hancur saat ditumbuk/dibelah disebut LEHI BELOGE atau LEHI WELOGE).
MAKALEHI MAWELOGANG.
DANAU MAKALEHI
lokasi danau :
Pulau Makalehi
Kecamatan Siau Barat
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (SITARO)
Propinsi Sulawesi Utara
Indonesia