Powered By Blogger

Rabu, 31 Juli 2013

MUJAIR DANAU MAKALEHI

Danau Makalehi yang terdapat di pulau Makalehi kecamatan Siau Barat kabupaten Sitaro ini selain terkenal dengan keindahannya yang berbentuk simbol cinta sehingga sering disebut sebagai Heart Lake, pinggiran danau yang diselimuti jutaan bunga teratai, danau Makalehi juga terkenal dengan ikan mujair-nya.
Mujair danau Makalehi bisa dikatakan hidup tenang tanpa ada gangguan berarti karena memang masyarakat Makalehi tidak ada yang mengkonsumsi ikan mujair sebagaimana masyarakat Sangihe dan Talaud yg pada umunya tidak begitu menyukai ikan air tawar. Mungkin inilah yang membuat mujair danau Makalehi berkembang biak dengan pesat.
Sekalipun demikian, tidak banyak yang tahu dari mana asalnya ikan mujair di danau Makalehi ini.
Sebelum ada ikan mujair, di danau Makalehi sudah ada ikan yang biasa disebut oleh masyarakat Makalehi Kina Rano yang artinya ikan danau. Kalau diperhatikan kina rano ini adalah sejenis ikan nila.
Adalah seorang Opo Lao (kepala desa) Makalehi yang bernama Oscar Mangerongkonda. Dilihat dari marganya opo lao ini adalah keturunan orang Tagulandang. Memang benar, ayah beliau adalah Winsulangi Mangerongkonda, warga kampung Minanga di pulau Tagulandang sedangkan ibunya adalah penduduk asli Makalehi yang bernama Onike Bidara.
Sekitar tahun 1972, Opo lao Oscar Mangerongkonda berniat membuat sebuah tambak milik pribadi di tepi danau Makalehi. Ia lalu pergi ke kampung halaman ayahnya di Minanga dan kembali ke Makalehi dengan membawa 9 ekor ikan air tawar.  Beberapa ekor diantaranya adalah ikan mujair.  Lalu dibuatlah tambak dan ikan-ikan itupun berkembang biak dan semakin banyak. Namun sayangnya dinding tambak yg dibangun sangat rendah alias hampir rata dengan permukaan tanah di tepi danau Makalehi.
Sebelum masa panen tiba, datanglah musim hujan. Hujan lebat berhari-hari mengguyur pulau Makalehi membuat debit air danau Makalehi bertambah. Permukaan air danau perlahan naik dan melewati dinding tambak.  Bisa dibayangkan yang terjadi kemudian adalah tambaknya rusak tertutup air danau yang meluap dan ikan-ikan didalamnya lepas bebas ke air danau yang luas. Ikan-ikan tersebut akhirnya berkembang biak dan memenuhi danau Makalehi hingga sekarang.
Jika anda berendam di danau Makalehi dengan hanya menyisakan kepala anda di permukaan air, mujair-mujair itu akan bermunculan didepan wajah anda, sedikit saja anda bergerak, dalam sekejap mereka menghilang.  Begitu juga jika anda masuk kedalam air danau dan ada bagian tubuh anda yang luka, maka jangan terkejut jika ada yang mematuk lembut luka anda, itu adalah patukan mujair.
Saat ini di danau Makalehi juga terdapat ikan mas.  Kisahnya hampir sama dengan adanya ikan mujair diatas dimana sebuah tambak ikan mas milik Bpk. Willem Kalunsinge yg dibuat sekitar tahun 90-an rusak dan ikannya berkembang biak di danau Makalehi hingga saat ini.

4 komentar:

  1. bagysnya di jadikan komoditi untuk menambah pemasukan PAD kampung,mungkin bisa di pilih ikan2 yg sudah besar,selanjutnya di jual ke manado,saya lht byk jg yg suka ikan mujair di manado..

    BalasHapus
  2. une cb muat ulasan tembo yonding dang,gambare tembo su blog bung rony buol pia

    BalasHapus
  3. Ok ok akan diusahakan tembo I Onding. mantap.

    BalasHapus
  4. Saya suka postingannya, yg mengingatkan kita bahwa begitu pedulinya para pendahulu yg adalah leluhur kita, terhadap penataan ekosistem lingkungan yg harus kita jaga dan lestarikan. Tapi maaf.! ada sedikit koresi. Yaitu.. Kina rano, bukan ikan nila. Ikan nila adalah Oreochromis niloticus sejenis mujair hanya berbeda sedikit corak dan bentuknya. Sementara Kina rano adalah Ikan Gabus atau populer dengan sebutan ikang Kaboss Ophiocephalus striatus. Konon Kina rano ini dapat menyembuhkan luka akibat benda tajam..!!!

    BalasHapus